WARTA-KELANA

  Di atas langit biru yang cerah, di antara gumpalan awan putih yang lembut, terhampar sebuah pemandangan yang tak biasa. Sebuah kapal tua yang tampak terabaikan melayang anggun di atas lautan awan, seolah menjadi saksi bisu dari zaman yang telah berlalu. Kapal tersebut, meski berada di ketinggian, menunjukkan tanda-tanda jelas dari usia dan ketidakpedulian. Cat yang dulunya cerah kini terkelupas, memperlihatkan lapisan-lapisan besi yang berkarat di bawahnya, seakan menceritakan kisah panjang perjalanan yang penuh liku. Di bagian atas kapal, sebuah menara tinggi menjulang dengan jam yang terpasang di puncaknya. Jarum jam tersebut seolah terhenti, menandakan bahwa waktu telah melupakan kapal ini. Di sekeliling menara utama, terdapat beberapa menara kecil dan struktur-struktur lain yang tersebar, menciptakan siluet menakjubkan di langit yang cerah. Namun, keindahan arsitektur ini tidak bisa menutupi rasa sepi dan kesedihan yang melingkupi kapal tersebut. Kapal ini, meski terbang di ...

  Di tengah hutan yang gelap dan berkabut, sebuah kereta bayi kuning yang berkarat tergeletak tanpa pengawasan. Kereta bayi ini, yang dulunya mungkin menjadi simbol kebahagiaan dan harapan, kini terabaikan dan terlupakan. Permukaannya ditutupi oleh kotoran dan lumpur, menunjukkan betapa lamanya ia ditinggalkan. Roda-roda kecilnya terendam sebagian dalam genangan air, seolah-olah menjadi saksi bisu dari semua yang terjadi di sekelilingnya. Hutan yang mengelilingi kereta bayi itu sangat lebat dan rimbun, dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang menjulang ke langit. Cabang-cabang yang berkelindan serta dedaunan yang lebat menciptakan suasana yang mencekam. Udara di sekitar dipenuhi dengan aroma busuk dan lembap, memberikan kesan bahwa hutan ini menyimpan banyak rahasia yang kelam. Sebuah keheningan yang menakutkan melingkupi area tersebut, membuat siapapun yang melewati tempat ini merasakan adanya sesuatu yang sangat tidak beres. Kehadiran kereta bayi ini menimbulkan rasa sedih yang m...