Kereta Dorong, Tua

 











Di tengah hutan yang gelap dan berkabut, sebuah kereta bayi kuning yang berkarat tergeletak tanpa pengawasan. Kereta bayi ini, yang dulunya mungkin menjadi simbol kebahagiaan dan harapan, kini terabaikan dan terlupakan. Permukaannya ditutupi oleh kotoran dan lumpur, menunjukkan betapa lamanya ia ditinggalkan. Roda-roda kecilnya terendam sebagian dalam genangan air, seolah-olah menjadi saksi bisu dari semua yang terjadi di sekelilingnya.


Hutan yang mengelilingi kereta bayi itu sangat lebat dan rimbun, dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang menjulang ke langit. Cabang-cabang yang berkelindan serta dedaunan yang lebat menciptakan suasana yang mencekam. Udara di sekitar dipenuhi dengan aroma busuk dan lembap, memberikan kesan bahwa hutan ini menyimpan banyak rahasia yang kelam. Sebuah keheningan yang menakutkan melingkupi area tersebut, membuat siapapun yang melewati tempat ini merasakan adanya sesuatu yang sangat tidak beres.


Kehadiran kereta bayi ini menimbulkan rasa sedih yang mendalam. Cerita yang mungkin pernah dibawa oleh kereta ini kini terpendam dalam kesunyian. Seolah-olah ia menceritakan kisah tentang kehilangan dan ketidakberdayaan, simbol dari momen-momen yang tak terungkap. Di atas gambar tersebut, tertulis kalimat “Not even having time to take anything with them,” yang semakin mempertegas nuansa suram dan penuh duka. Setiap unsur dalam gambar ini, dari kereta bayi yang berkarat hingga hutan yang gelap, menciptakan perasaan putus asa yang tak tergantikan, seolah ada sesuatu yang amat berharga telah hilang, dan tak ada seorang pun yang dapat kembali untuk mengambilnya.


Kesedihan yang terpancar membuat kita bertanya-tanya tentang cerita di balik kereta bayi ini. Siapa yang pernah menggunakannya? Apa yang terjadi sehingga mereka meninggalkannya di tempat yang sepi ini? Pemikiran-pemikiran ini berkisar dalam pikiran kita seperti kabut di hutan, menggambarkan betapa rapuhnya hidup ini dan betapa cepatnya waktu berlalu, meninggalkan jejak-jejak yang tak terhapuskan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Muslimah Asia Tenggara

Kandovan

Gajah Betina dan Anaknya