Surabaya Tempo Doeloe
Di tengah keramaian jalanan kota bersejarah di Asia Tenggara pada awal abad ke-20, lukisan cat air ini mengungkapkan keindahan yang penuh warna dan kehidupan yang dinamis. Jalan berbatu yang sedikit basah memantulkan cahaya alami yang lembut, menciptakan suasana tenang meskipun banyaknya aktivitas yang terjadi. Di sepanjang jalan, bangunan-bangunan dengan arsitektur kolonial yang berwarna pudar berdiri megah, menampilkan pengaruh Eropa dan Asia yang kental. Atap-atap rendah dan jendela-jendela yang dibingkai rapi memberikan karakter tersendiri pada setiap bangunan, sementara tanda-tanda reklame usang di fasadnya menceritakan kisah masa lalu yang penuh kenangan. Di sisi jalan, pohon-pohon rindang yang tinggi, seperti pohon asam dan flamboyan, menjulang dengan anggun, memberikan bayangan sejuk bagi para pejalan kaki yang melewati. Jalanan ini dipenuhi dengan berbagai orang yang berjalan kaki, sebagian besar mengenakan pakaian tradisional yang mencerminkan budaya dan identitas lokal. Di antara kerumunan, becak dan kereta kuda yang ditarik hewan melintasi jalan, membawa penumpang dengan tujuan yang beragam. Suara derap kaki hewan dan obrolan ramah menambah kehidupan pada suasana yang tenang ini. Para pedagang tampak sibuk menawarkan barang dagangan mereka di pinggir jalan, menciptakan aroma menggugah selera yang menyebar di udara. Tiang lampu besar bergaya vintage berdiri kokoh di tengah jalan, dengan kabel listrik yang menjulang ke atas, menambah sentuhan nostalgia pada pemandangan ini. Cahaya yang menyebar dari langit mendung memberikan kesan suram namun menenangkan, menciptakan suasana yang seolah terjebak dalam waktu. Setiap elemen dalam lukisan ini, dari jalan berbatu hingga bangunan kolonial, dari pepohonan rindang hingga keramaian orang, saling melengkapi untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari di kota bersejarah ini.








Komentar
Posting Komentar